Rabu, 12 Juni 2013

Penyakit anxietas/kecemasan tinggi

Ini sebuah catatan yang bagiku sangatlah penting.

Penyakit Anxietas [Rasa Cemas Berlebihan]
- Rasa khawatir, gelisah, takut, waswas, tidak
tenteram, panik dan sebagainya merupakan
gejala umum akibat cemas. Namun sampai
sebatas mana situasi jiwa berupa cemas itu
dapat ditoleransi oleh seorang individu sebagai
kesatuan utuh. Karena seringkali cemas
menimbulkan keluhan fisik berupa berdebar-
debar, berkeringat, sakit kepala, bahkan
gangguan fungsi seksual dan beragam lainnya.
Begitu banyak manifestasi gejala akibat cemas.
Begitu banyak pula penderita yang terkecoh,
menganggap fisiknya yang sakit, sehingga
mereka gonta-ganti dokter sampai minta
dilakukan operasi dan bahkan ada yang minta
bantuan dukun. Dengan begitu, bahwa cemas
menjadikan seseorang tidak rasional lagi.
Karena itu, selagi Anda masih dapat berpikir
rasional, kenalilah gejala cemas yang sakit
(anxietas) itu.
Kecemasan pada umumnya berhubungan
dengan adanya situasi yang mengancam atau
membahayakan. Dengan berjalannya waktu,
keadaan cemas tersebut biasanya akan dapat
teratasi sendiri. Namun, ada keadaan cemas
yang berkepanjangan, bahkan tidak jelas lagi
kaitannya dengan suatu faktor penyebab atau
pencetus tertentu. Hal ini merupakan pertanda
gangguan kejiwaan yang dapat menyebabkan
hambatan dalam berbagai segi kemampuan dan
fungsi sosial bagi penderitanya. Tidaklah
mudah untuk membedakan cemas yang wajar
dan cemas yang sakit. Karena keduanya
merupakan respons yang umum dan normal
dalam kehidupan sehari-hari.
Keadaan cemas yang wajar merupakan respons
terhadap adanya ancaman atau bahaya luar
yang nyata jelas dan tidak bersumber pada
adanya konflik. Sedangkan cemas yang sakit
(anxietas) merupakan respons terhadap adanya
bahaya yang lebih kompleks, tidak jelas sumber
penyebabnya, dan lebih banyak melibatkan
konflik jiwa yang ada dalam diri sendiri.
Sebenarnya, di antara berbagai jenis gangguan
cemas, yang umum dikenal adalah gangguan
panik dan gangguan cemas menyeluruh
(anxietas).
Anxietas
Cemas itu timbul akibat adanya respons
terhadap kondisi stres atau konflik. Rangsangan
berupa konflik, baik yang datang dari luar
maupun dalam diri sendiri, itu akan
menimbulkan respons dari sistem saraf yang
mengatur pelepasan hormon tertentu. Akibat
pelepasan hormon tersebut, maka muncul
perangsangan pada organ-organ seperti
lambung, jantung, pembuluh daerah maupun
alat-alat gerak. Karena bentuk respons yang
demikian, penderita biasanya tidak menyadari
hal itu sebagai hubungan sebab akibat.
Apakah seseorang akan mengalami anxietas
atau tidak dan berapa beratnya, sangat
tergantung pada berbagai faktor. Faktor itu ada
yang bersumber pada keadaan biologis,
kemampuan beradaptasi/mempertahankan diri
terhadap lingkungan yang diperoleh dari
perkembangan dan pengalamannya, serta
adaptasi terhadap rangsangan, situasi atau
stressor yang dihadapi.
Setiap anxietas selalu melibatkan komponen
kejiwaan maupun organobiologik walaupun
pada tiap individu bentuknya tidak sama.
Kebanyakan gejala tersebut merupakan
penampakan dari terangsangnya sistem saraf
otonom maupun viceral.
Penderita ada yang mengeluh menjadi sering
kencing atau malah sulit kencing, mulas,
mencret, kembung, perih di lambung, keringat
dingin, berdebar-debar, darah tinggi, sakit
kepala dan sesak napas. Pada sistem alat gerak
dapat timbul kejang-kejang, nyeri oto, keluhan
seperti rematik dan lainnya.
Pada kasus yang lebih berat dapat
menimbulkan kepanikan. Pada orang-orang
sibuk, eksekutif yang selalu mendambakan
vitalitas dan kebetulan kena anxietas tetapi dia
menyadari adanya gejala berupa darah tinggi
atau berdebar-debar seperti mau serangan
jantung, misalnya akan menimbulkan rasa takut
yang berlebihan sehingga dapat menjadi
stressor baru yang lebih besar.
Dengan demikian, hilang-timbulnya serangan
anxietas menjadi siklus yang semakin lama
semakin berat sehingga dapat menyebabkan
penderita jatuh ke kondisi yang sangat buruk.
Biasanya pengalaman terhadap serangan
tersebut menjadi traumatik sehingga bila ada
keadaan atau kejadian yang mirip dengan
trauma tersebut akan menimbulkan serangan
ulang.
Traumatik
Pada orang-orang yang menderita kecemasan
menyeluruh, penghayatan terhadap
kecemasannya secara subyektif lebih dirasakan
daripada keluhan-keluhan fisik seperti
berdebar-debar dan lainnya. Hal buruk lainnya,
terutama bagi pelajar atau orang aktif, dengan
adanya anxietas adalah terganggunya proses
pikir, konsentrasi yang dengan sendirinya juga
mengganggu proses belajar dan persepsi.
Keadaan ini akan menimbulkan hambatan
dalam tugas dan kehidupan sehari-hari. Selain
itu, orang yang dalam keadaan takut dan cemas
cenderung untuk selektif dalam berpikir dan
menjadi tidak tajam pengamatannya terhadap
hal-hal lain, kecuali akan hal-hal yang
menghantui pikirannya dan kecemasannya.
Akibatnya timbul sikap apriori dan
berprasangka.
Pada gangguan panik umumnya, penderita
datang ke dokter biasanya sudah menunjukkan
penampilan dan ekspresi cemas yang jelas.
Adapun gejala yang mencolok pada serangan
pertama biasanya adalah gejala-gejala fisik
seperti berdebar-debar, sesak dan sebagainya,
yang datang secara mendadak, sehingga
penderita menjadi takut dan cemas. Serangan
selanjutnya akan dimulai dengan serangan
cemas yang datang mendadak tanpa penyebab
yang jelas. Dalam beberapa menit, perasaan
cemas itu diikuti oleh keluhan berdebar-debar,
sesak napas, keringat dingin dan sebagainya,
sehingga cemas dan ketakutan kian menjadi-
jadi. Bahkan seringkali disertai perasaan mau
mati yang sangat mengganggu dan
menyakitkan.
Walaupun serangan tersebut berlangsung tidak
terlalu lama, setidaknya kurang dari satu jam,
tetapi dampak cemas dan takut bisa
berkepanjangan. Setiap kali mendapat serangan,
penderita merasakannya sebagai pengalaman
traumatik. Dan di antara serangan panik
seringkali penderita mengalami gejala
kecemasan yang bersifat antisipatorik. Keadaan
ini berbeda dari anxietas pada cemas
menyeluruh.
Keadaan traumatik menyebabkan penderita
cenderung untuk mengaitkan serangan panik
dengan situasi yang dianggap berkaitan
datangnya serangan, misalnya kalau berada di
tempat ramai, terjebak di jalan macet,
bepergian sendiri dan sebagainya. Dengan
demikian, bahwa gangguan panik berlanjut
disertai agorafobia. Sementara itu, pada
gangguan cemas menyeluruh (GCM) biasanya
mengalami gangguan yang berlangsung
menahun. Keluhan utama yang menonjol
adalah kecemasan/kekhawatiran yang
berlebihan mengenai berbagai hal yang
sebenarnya tidak beralasan. Kecemasan
tersebut tidak hanya datang sesekali, tetapi
hampir setiap waktu, lebih dari enam bulan.
Penderita GCM biasanya tidak dapat tenang,
resah, gemetaran, cepat lelah, otot terasa sakit
atau tegang disertai gejala saraf otonom seperti
keringat dingin dan lainnya. Penderita jadi
sangat peka sehingga seringkali mengeluh
mudah terkejut, merasa terpojok, cepat
tersinggung, susah konsentrasi dan tidur yang
terganggu. Dengan mengenali gejala-gejala
tersebut timbul, mungkin Anda tidak akan
terkecoh lagi dengan gangguan fisik akibat
kecemasan yang tidak rasional, sehingga Anda
bisa langsung minta bantuan dokter ahli jiwa
untuk mengatasinya.
Semoga catatan ini bermanfaat.

posted from Bloggeroid

1 komentar:

  1. Gangguan kejiwaan bisa disebabkan masalah diotak seperti kanker dan tumor,juga bisa karena trauma dan masalah psikis lainya

    BalasHapus